Strategy of Information Integration
(Strategi informasi integrasi)
Pendahuluan
Pada umumnya, organisasi bisnis atau
perusahaan yang didirikan memiliki tiga tujuan ekonomis yang memberikan arah
strategik, yaitu untuk kelangsungan hidup(survival), pertumbuhan (growth), dan
profitabilitas (profitability), dan ketigafaktor ini membutuhkan suatu kinerja
pemasaran, biasanya perusahaan melakukanberbagai strategi bisnis, seperti :
peningkatan kualitas produk, promosi produk,hubungan, kepercayaan dan ketergantungan
dengan perusahaan lain atau dengan saluran distribusinya.
Hubungan (relationship) dengan
perusahaan lain merupakan bagian dari strategi pemasaran yang penting, karena
hal ini merupakan strategi jangka panjang yang sangat penting bagi perusahaan dalam
meningkatkan kinerja pemasaran. Terganggunya hubungan akan membawa akibat
yang kurang baik bagi perusahaan karena itu pemeliharaan hubungan perlu
dilakukan sebagai usaha menjaga strategi integrasi.
Integrasi berarti menyatukan
unsur-unsur tertentu. Dalam hal ini, strategi integrasi infromasi (Strategi of
Information Integration) berarti upaya untuk menyatukan beberapa infromasi
sebagai bagian dari kerjasama antara dua perusahaan atau lebih yang bertujuan
untuk mencapai hasil yang maksimal yaitu meningkatkan kinerja perusahaan.
Strategi integrasi merupakan model penggabungan dari lingkungan
operasional, industri dan lingkungan luar yang masing-masing lingkungan
tersebut dapat saling berinteraksi untuk salingmendukung. Proses strategi
integrasi didasarkan pada keyakinan bahwa misi perusahaan dapat diwujudkan
melalui penilaian yang sistematik dan menyeluruh terhadap kemampuan internal
perusahaan serta lingkungan eksternalnya.
Strategi integrasi
menghasilkankonsekuensi pengetahuan stratejik bagi perusahaan individual dan
peran stratejikbagi hubungan yang dijelaskan secara formal oleh perusahaan
individual. Strategi integrasi melibatkan perhatian eksplisit dari hubungan
dalam rencana stratejikyang mencakup penyesuaian intensif dari tujuan dan arah
stratejik. Strategi integrasi ini dibentuk oleh beberapa indikator sebagai
berikut :
1. Pemeliharaan
Terganggunya hubungan akan membawa
akibat yang kurang baik bagi perusahan, karena itu pemeliharaan hubungan perlu
dilakukan sebagai usaha menjaga strategi integrasi.
2. Keunggulan bersaing
Posisi persaingan suatu perusahaan
secara individual bergantung padahubungan dengan perusahaan lain. Dalam
mengintegrasikan hubungan antar perusahaan secara strategis, maka perusahaan
secara proaktif berencana untuk menggabungkan sumber dayanya dengan sumber daya
partnernya untuk mengembangkan kemampuan mereka dan meningkatkan keunggulan
kompetitif .
3. Penyesuaian intensif dari tujuan stratejik
Newman dan Logan (1996) menyatakan hal
penting yang ada dalam strategi integrasi adalah terdapatnya orientasi
stratejik dalam perusahaan. Pada beberapa hal sumber daya yang tergabung,
peranan bersama dan meningkatkan kemampuan akan merangsang perusahaan untuk
berhubungan. Namun, hal ini tidak secara langsung membentuk strategiintegrasi.
Strategi integrasi berarti bahwa perusahaan mempunyai set pikiran yang searah
dengan hubungan antar perusahaan, perusahaan secara jelas melihat hubungan
sebagai suatu aset strategis yang akan dimasukkan dalamrencana/tujuan stratejik
perusahaannya.
Teori
A. Pengertian Strategy of Information Integration (SII)
SII merupakan strategi pengintegrasian
sistem baik saat melakukan merger ataupun rekonstruksi perusahaan. SII juga
merupakan solusi agar saat mengintegrasikan antara perusahaan besar dengan
perusahaan kecil seimbang atau sesuai porsinya. Biasanya perusahaan menggunakan
SII ini saat sudah tidak ada jalan lain lagi kecuali menggunakan ini. SII memiliki
enam tahap dalam pengintegrasiannya.
Tahap-Tahap SII
Tahap-Tahap SII
- Exploit
Local Capabilities
Pada tahap ini, yang perlu
dilaksanakan adalah melakukan pengembangan maksimal terhadap kapabilitas sistem
informasi masing-masing organisasi. Tujuan dari dilakukannya tahap ini adalah
untuk memahami secara sungguh-sungguh batasan maksimal kemampuan sistem
informasi dalam menghasilkan kebutuhan manajemen strategis dan operasional
organisasi yang bersangkutan – baik dilihat dari segi keunggulannya maupun
keterbatasannya.
- Conduct
Soft Integration
Pada setiap kerjasama
atau kolaborasi dua atau lebih organisasi kerap mendatangkan kebutuhan baru.
Dan ketika kebutuhan bersama ini muncul, seringkali tidak dapat dipenuhi oleh
sebuah sistem informasi yang dimiliki salah satu anggota konsorsium. Pada saat
kebutuhan baru ini berhasil didefinisikan secara jelas, masing-masing
organisasi melalui wakilnya berkumpul dan berdiskusi bersama untuk mencari
jalan keluar pemenuhan kebutuhan yang ada. Pada saat inilah sebenarnya hakekat
”integrasi” telah dilakukan. Secara teknis yang biasa dihasilkan adalah ide-ide
solusi dalam bentuk penambahan sejumlah entitas atau komponen sebagai jembatan
antara satu sistem dan sistem lainnya tanpa harus merusak masing-masing sistem
informasi yang telah dianggap baik bekerja oleh setiap organisasi yang ada.
Keluaran sesungguhnya dalam tahap ini adalah kepercayaan dan kesadaran akan
perlunya kerjasama untuk memecahkan solusi.
- Share
Common Resources
Langkah berikutnya
adalah melakukan evaluasi seberapa efisien dan optimum solusi yang telah di
dapat berhasil dibangun, terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan beraneka
ragam sumber daya organisasi. Sekali lagi para wakil dari masing-masing
organisasi akan berkumpul dan melihat bahwa banyak peluang untuk meningkatkan
kinerja solusi yang dihasilkan jika dan hanya jika adanya ”sharing” atau pola
berbagi pakai antar sumber daya teknologi informasi yang dimiliki masing-masing
organisasi. Keluaran terpenting dari tahap ini adalah mulai bergesernya
pemikiran-pemikiran yang didominasi oleh faktor emosional ke ide-ide brilian
yang dipandu oleh pemikiran rasional.
- Redesign
Process Architecture
Mencari solusi dengan
berbekal berbagi pakai sumber daya biasanya dapat dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan pemilik kepentingan internal. Di sinilah tahap penentu integrasi
diuji kembali, karena yang akan terlibat adalah pimpinan nomor satu dari
masing-masing organisasi. Keluaran dari tahap terberat ini adalah kesepakatan
untuk melakukan kolaborasi secara lebih jauh, yaitu dengan memperhatikan nilai
(atau value) dari pemegang kepentingan utama dari seluruh organisasi yang
berkolaborasi. Ragam proses baru inilah yang akan menjadi cikal bakal atau
embrio arsitektur sebuah sistem informasi terintegrasi yang dimaksud, yang
merupakan penjelmaan ”secara tidak sadar” kumpulan sistem informasi organisasi
beragam yang ada.
- Optimise
Network Infrastructure
Rancangan beraneka
ragam proses baru yang dihasilkan pada tahap sebelumnya tidaklah akan berjalan
secara efektif, efisien, optimal, dan terkontrol dengan baik apabila secara
fundamental tidak dilakukan penyesuaian terhadap infrastruktur organisasi yang
ada – dalam hal ini adalah arsitektur sistem informasi terintegrasi yang
dimiliki. Keluaran dari tahap optimaliasi ini adalah sebuah sistem informasi
terpadu yang dapat bekerja secara efektif melayani kepentingan vertikal maupun
horisontal. Dan tentu saja yang tidak kalah pentingnya, yaitu semakin eratnya
relasi antar organisasi yang berkolaborasi setelah melewati sejumlah tahap
sebelumnya.
- Transform
Organisation Landscape
Tahap terakhir yang akan dicapai sejalan dengan
semakin eratnya hubungan antar organisasi adalah transformasi masing-masing
organisasi. Transformasi yang dimaksud pada dasarnya merupakan akibat dari
dinamika kebutuhan lingkungan eksternal organisasi yang memaksanya untuk
menciptakan sebuah sistem organisasi yang adaptif terhadap perubahan apapun.
Analisa
Praktisi Teknologi Informasi sering menjumpai
permasalahan rumit ketika menghadapi tantangan dimana beberapa sistem informasi
yang berbeda harus diintegrasikan. Contoh peristiwa ini antara lain akuisisi
dan merger, penggabungan beberapa instansi pemerintahan, kerja sama program
berbasis lintas sektoral, dsb. Dalam menghadapi ini, metodologi yang digunakan
harus mampu menjawab berbagai kendala teknis ataupun non teknis yang sekiranya
sering dijumpai pada setiap isu penggabungan. Artinya, metodologi yang dipakai
harus dibangun dengan memperhatikan berbagai aspek tersebut.
Salah satu permasalahan rumit yang kerap dijumpai para
praktisi teknologi informasi adalah ketika menghadapi tantangan dimana sejumlah
sistem informasi yang berbeda harus diintegrasikan. Peristiwa yang dimaksud
misalnya terjadi pada saat aktivitas merger dan akuisisi, penggabungan satu
atau dua institusi pemerintahan, kerjasama program berbasis lintas sektoral,
dan lain sebagainya. Berdasarkan pengalaman, kompleksitas permasalahan yang
dijumpai tidak saja bertumpu pada aspek teknis, namun kerap lebih menonjol pada
hal-hal yang bersifat non-teknis (baca: politis) yang biasanya didominasi oleh
isu “ego sektoral” pada masing-masing institusi yang terlibat. Tanpa adanya strategi
yang jelas, maka sering kali kegiatan integrasi sistem tersebut menemui jalan
buntu, atau tidak berhasil. Kunci permasalahan terjadinya fenomena tersebut
pada dasarnya terletak pada kesalahan pemilihan pendekatan atau metodologi
proses terkait.
Dalam menghadapi tantangan ini, metodologi yang
dipergunakan harus mampu menjawab berbagai kendala teknis maupun non teknis
yang seyogiyanya dijumpai pada setiap isu penggabungan. Artinya, metodologi
yang dipakai harus dibangun dengan memperhatikan berbagai aspek yang dimaksud
tersebut.
Kesimpulan
Informasi integrasi membentuk landasan yang diperlukan
untuk manajemen kinerja bisnis yang kuat dengan membawa bersama-sama sumber
data yang berbeda ke dalam bahasa bisnis umum. Hal ini memerlukan
pemeriksaan yang seksama terhadap strategi bisnis, proses, dan teknologi, dan
kemauan untuk membuat perubahan yang diperlukan. Dengan mengatasi lima
tantangan dibahas, perusahaan akan menghindari perangkap umum yang menghambat
integrasi sukses dan menyadari potensi penuh dari lingkungan manajemen kinerja
mereka.
Sama seperti manajemen kualitas total merevolusi
industri manufaktur dengan mengintegrasikan proses, integrasi informasi berdiri
siap sebagai terobosan besar berikutnya dalam manajemen kinerja. Dalam
dunia di mana aset fisik terus commoditized, kemampuan untuk secara efektif
mengelola sebuah perusahaan. Aset informasi untuk mencapai keunggulan
kompetitif akan membentuk integrasi informasi sebagai hal yang besar berikutnya.
Referensi :
http://qodel.blogspot.com/2010/11/strategy-of-information-integration.html
http://www.zulfikrisiregar.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar